Kamis, 10 Februari 2011 13:40 WIB
Penulis : Tosiani
Soalnya, dari pihak organisasi itu tidak ada perintah resmi untuk melakukan aksi kerusuhan. Hanya saja, GPK tidak berani menjamin bahwa tidak ada anggotanya yang terlibat kerusuhan dengan melakukan penyerangan, pelemparan, pengrusakan, dan pembakaran terhadap tiga gereja, tiga sekolah, kantor PN, 12 sepeda motor, dan tiga mobil, satu pos polisi, dan bagian depan kantor Polres.
"Kalau di lapangan, kami tidak tahu apakah benar ada anggota kami yang terlibat atau tidak. Soalnya saat sidang itu kebetulan saya di luar kota. Tapi jika pun ada yang terlibat, itu karena diprovokasi pihak
lain yang tanpa identitas. Yang jelas, kami tidak perintahkan untuk melakukan kerusuhan. Kehadiran kami di PN Temanggung hanya mengawal jalannya sidang agar aman," kata Sekretaris GPK Temanggung Achmad Trias Widodo, Kamis (10/2), di Temanggung. Ia mengakui keberadaan sejumlah anggota GPK dari luar daerah, antara lain, dari Ambarawa. Namun menurutnya yang datang hanya perwakilan pengurus sejumlah 2-3 orang per daerah. Karena itu, kemungkinan jika ada yang terlibat kerusuhan karena diprovokasi pihak lain. Namun ia sendiri mengaku tidak mengetahui pihak lain itu dari kelompok mana karena tanpa identitas.
Ia juga mendengar informasi ada beberapa anggotanya yang ditangkap polisi sebagai tersangka pelaku kerusuhan. Namun ketika dimintai konfirmasi, pihak kepolisian menolak memberikan informasi yang jelas mengenai tersangka tersebut apakah anggota GPK atau bukan.
"Namun, jika benar itu anggota GPK, maka kami akan membantunya untuk menempuh labgkah hukum karena ini negara hukum. Caranya dengan memberikan advokasi dan pembelaan,"katanya.
Atas dasar itu, jika nantinya GPK dibubarkan setelah jelas ada keterlibatan anggotanya dalam kerusuhan itu, kata dia, pihak GPK Temanggung akan menyerahkan keputusan
dan langkah selanjutnya pada GPK Pusat sebagai representasi nasional kelompok ini. Di Temanggung sendiri jumlah anggota GPK mencapai sekitar 40 ribu orang. (OL-12)
0 komentar:
Posting Komentar